Menurut
Abdul Muin Salim, metode pendekatan adalah pola pikir (ittijah al-fikr)
yang dipergunakan untuk membahas suatu masalah. Jadi metode pendekatan
tafsir dapat diartikan sebagai suatu cara penafsiran yang dipergunkan
oleh mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran berdasarkan disiplin
ilmu yang dimiliki masing-masing mufasir.
Selanjutnya dari perbedaan sudut pandang seorang mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran sehingga melahirkan berbagai corak penafisran.
Selanjutnya dari perbedaan sudut pandang seorang mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran sehingga melahirkan berbagai corak penafisran.
Tipologi
berasal dari dua akar kata yaitu typos dan logos. typos atau type
adalah bentuk, macam, jenis dan golongan. Logos atau logy dikenal luas
dalam banyak susunan seperti sosiologi, biologi, dan lain-lain yang
berarti ilmu, teori atau aliran. Obyektifitas dan
subyektifitas.mardan.Menurut kamus besar bahasa Indonesia, tipologi
adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan menurut
corak wataknya masing-masing.
Tipologi
Pendekatan adalah pengistilahan terhadap macam-macam, jenis-jenis,
maupun bentuk-bentuk pendekatan secara umum. Perlu untuk mengenali
terlebih dahulu adanya ragam pendekatan tersebut, agar dalam
penerapannya nanti terhadap penafsiran teks-teks suci al-Quran tidak
tercampur-baur satu sama lainnya.
Tipologi
(jenis-Jenis) Pendekatan secara umum dalam ilmu Keisalaman, juga
memiliki cabang-cabang tergantung karakteristiknya, secara mendasar
terbagi kepada poin-poin berikut:
Dilihat dari segi subjek atau pelaku (Internal dan eksternal)
Internal
disini adalah pengkajian Islam yang dilakukan oleh Islam itu sendiri
dengan jalan mempelajari serta menganalisa Islam secara menyeluruh,
pendekatan inilah melahirkan pendekatan tradisional, pendekatan sumber
dan pendekatan doktriner. Pada pendekatan tradisional yaitu pada masa
Nabi tipe tradisional mempergunakan dalil naqli sebagai dasar acuan
menerapkan 4 disiplin ilmu, yaitu ilmu fiqhi, ilmu tasawuf, ilmu kalam
dan falsafah atau al-hikmah. setelah Nabi wafat, para sahabat dan
tabi’in mengkaji Alquran dan alhadist yang melahirkan pendekatan sumber.
Pada kajian sumber ini ada beberapa metode yang tergabung yakni kajian
tafsir, hadis dan hukum Islam.
Pendekatan
doktriner yaitu objek studi yang diyakini sebagai sesuatu yang suci dan
merupakan doktrin-doktrin yang berasal dari ilahi yang mempunyai nilai
kebenaran yang absolut, mutlak dan universal. Sedangkan eksternal yaitu
pendekatan yang dilakukan oleh orang yang bukan Islam seperti
orientalis. Sedangkan pendekatan yang dipakai, yaitu umumnya orientalis
membahas agama Islam dengan pendekatan saintifik. Fenomena Islam
dianalisis dengan teori ilmiah tertentu, misalnya dengan pendekatan
historis, sosiologi, dan psikologi. Pendekatan tersebut meskipun turut
memberikan kontribusi bagi studi Islam, namun kelemahannya mereka
mengkaji Islam tidak selalu objektif dan terkadang tidak memberikan
pemahaman yang utuh bahkan menyudutkan Islam, walaupun demikian tidak
semuanya mesti ditolak namun dipelajari kemudian dikembangkan sebagai
bahan perbandingan.
Dilihat dari segi alat dan sarana
Dari segi ini pendekatan yang dipakai adalah pendekatan teologis, filosofis,empirik dan intuisi.
1.
Pendekatan teologis; pendekatan ini menggunakan kerangka ketuhanan yang
bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan
dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan yang lain. Menurut Harun
nasution, jika seseorang hendak mendalami suatu agama maka ia harus
mempelajari teologi agama itu mempelajari agama dengan pendekatan
teologi akan memberi seseorang keyakinan yang kuat. Pendekatan filosofis
secara etimologi filsafat berasal dari bahasa yunani yang berarti cinta
kebijaksanaan. Pendekatan ini yaitu upaya untuk menjelaskan inti,
hakekat, hikma mengenai sesuatu yang berada dibalik yang bersifat
lahiriyah. Dengan demikian, pendekatan filosofis adalah pendekatan yang
dilakukan untuk menelusuri sesuatu sampai keakar-akarnya lalu
mempertanggungjawabkan dengan sistimatis.
2.
Pendekatan empiris yaitu pendekatan yang didasarkan pada pengalaman
atau pengetahuan yang dapat ditangkap dengan panca indera, pendekatan
ini meliputi kajian sosiologis, antropologis dan historis. Pendekatan
empiris ini dibagi menjadi tiga bentuk kajian yaitu kajian sosiologis,
antropologi dan historis.
3.
Pendekatan intuisi yakni mengkaji islam dengan menggunakan daya batin
untuk mengerti dan memahami ajaran islam tidak dengan pikiran. Intuisi
merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa proses penalaran tertentu
Dilihat dari segi sasaran atau objeknya
Dari
segi objeknya mempunyai kriteria-kriteria sebagai berikut: al-Quran,
al-hadis, pemikran-pemikran, fenomena dan sejarah (aspek perkembangan
ajaran islam). Dan untuk lebih mengembangkan, maka terdapat pendekatan
lain yaitu:
1.
Pendekatan Tekstual, yaitu pendekatan yang mengacu pada teks-teks yang
terdapat dalam alquran dan al-hadist. Tujuannya adalah melahirkan
akurasi konsep yang akan menjauhkan peneliti dari kesalahan interpretasi
sebagai akibat pergeseran makna yang terjadi dalam proses perkembangan
bahasa.
2.
Pendekatan cultural/kultural, yaitu penggunaan pengetahuan yang mapan
untuk memahami ajaran Islam. Karenanya, pendekatan ini mengacu pada
pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan
penalaran yang benar tidak bertetangan dengan kandungan alquran.
Pendekatan kebudayaan termasuk salah satu bentuk di antara bentuk-bentuk
pendekatan yang dilakukan dalam memahami ajaran Islam yang ada pada
dataran empiriknya, atau ajaran Islam dalam bentuk formal yang
menggejala di masyarakat. Islam yang tampil demikian sangat berhubungan
dengan kebudayaan yang berkembang di masyrakat tempat agama Islam itu
berkembang. Sehingga umat Islam dapat mengamalkan ajaran Islam dengan
baik.
3.
Pendekatan perilaku, (budaya) yaitu pendekatan yang berkaitan dengan
sikap dan tingkah laku keagamaan yang terjelma dalam kehidupan
sehari-hari umat Islam, baik secara perorangan maupun secara melembaga.
4.
Pendekatan sosiohistoris atau pendekatan kesejarahan, yaitu mengetahui
keadaan sebenarnya yang berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Maka
akan memahami agama dalam konteks historisnya.
5.
Pendekatan semantik, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan berusaha
menggali makna yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan bahasa alquran
dan al-hadis.
***
Kepustakaan:
Abdul
Muin Salim, Pedoman Penyusunan Proposal Penelitian (Ujung Pandang: IAIN
Alauddin, 1992. Munir Ba’labakki, Al-Mawrid, A Modern English-Arabic
Dictionary, (Beirut; Dar al-Ilm li alMalayin, 1988. Nurcholis Madjid,
Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis Masalah Keimanan,
Kemanusiaan, dan Kemoderenan, (Cet.II; Jakarta : Paramadina, 1992. Abd
Muin Salim, Beberapa Aspek Metodologi Tafsir Alquran (Ujungpandang:
LSKI,1991. Muhaemin, Dimensi-dimensi Studi Islam ( Surabaya: Abdi Tama,
1994. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Cet.III;Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999. Harun Nasution, Islam Aliran-aliran Sejarah
Analisa Perbandingan, (Cet.V;Jakarta: UI Press,1986 . Abd Muin Salim,
Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Alquran, (Cet.II;Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar