Al-Quran al-Karim di dalam ayat-ayatnya yang mulia menetapkan bahwa jika seseorang tertimpa kesusahan dan kesedihan maka wajahnya akan menghitam. Dan hal itu sesuai dengan keterangan dari ayat berikut:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِاْلأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ {58}
”Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” (QS. An-Nahl: 58)
Demikian juga ketika malu, berdasarkan keterangan ayat berikut:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَاضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلاً ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ {17}
”Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah (maksudnya adalah diberi kabar gembira dengan anak perempuan); jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih.” (QS. Az-Zukhurf: 17)
Dan al-Qur’an membawakan fakta penting, yaitu bahwa wajah adalah cerminan dari kejiwaan seseorang, dan bahwasanya seseorang dapat mengetahui keadaan jiwa orang lain hanya dengan melihat wajahnya. Dan hal itu sesuai dengan keterangan ayat berikut ini:
… تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنكَرَ … {72}
”…Kamu mengetahui pada muka orang-orang yang kafir itu tanda-tanda keingkaran (kebencian-ketidaksukaan)....” (QS. Al-Hajj: 72)
Demikian juga berdasarkan keterangan ayat berikut:
… سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ … {29}
”… Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.....” (QS. Al-Fath: 29)
Dan belum diketahui sejauh mana mukjizat ilmiah yang terkandung dalam ayat-ayat mulia ini hingga majunya ilmu pengetahuan dalam penelitian-penelitiannya dan sampai penelitian-penelitian medis dan psikologis menetapkan bahwa wajah (muka) benar-benar cermin kejiwaan, sebagaimana sebelumnya al-Quran telah mengatakannya semenjak ribuan tahun yang lalu.
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِاْلأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ {58}
”Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” (QS. An-Nahl: 58)
Demikian juga ketika malu, berdasarkan keterangan ayat berikut:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَاضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلاً ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ {17}
”Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah (maksudnya adalah diberi kabar gembira dengan anak perempuan); jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih.” (QS. Az-Zukhurf: 17)
Dan al-Qur’an membawakan fakta penting, yaitu bahwa wajah adalah cerminan dari kejiwaan seseorang, dan bahwasanya seseorang dapat mengetahui keadaan jiwa orang lain hanya dengan melihat wajahnya. Dan hal itu sesuai dengan keterangan ayat berikut ini:
… تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنكَرَ … {72}
”…Kamu mengetahui pada muka orang-orang yang kafir itu tanda-tanda keingkaran (kebencian-ketidaksukaan)....” (QS. Al-Hajj: 72)
Demikian juga berdasarkan keterangan ayat berikut:
… سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ … {29}
”… Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.....” (QS. Al-Fath: 29)
Dan belum diketahui sejauh mana mukjizat ilmiah yang terkandung dalam ayat-ayat mulia ini hingga majunya ilmu pengetahuan dalam penelitian-penelitiannya dan sampai penelitian-penelitian medis dan psikologis menetapkan bahwa wajah (muka) benar-benar cermin kejiwaan, sebagaimana sebelumnya al-Quran telah mengatakannya semenjak ribuan tahun yang lalu.
Dr Gaylord Haroz berkata:” Sesungguhnya wajah Anda adalah utusan (duta) Anda ke dunia dan darinya orang-orang dapat mengetahui keadaan Anda. Dan bahkan jika Anda melihat di cermin Anda dapat mengetahui keadaan Anda secara spesifik, dan Anda dapat bertanya kepada wajah anda tentang apa-apa yang ia butuhkan. Maka lingkaran hitam terlihat di bawah mata menunjukkan dengan jelas perlunya seseorang dengan nutrisi dan pemurnian (penyegaran) suasana tempat di mana ia tinggal. Maka ia sangat membutuhkan nutrisi dan udara. Adapun keriput-keriput yang nampak dengan jelas ini menunjukkan sejauh mana kesusahan yang menimpa seseorang. Maka ia adalah tana-tanda yang menunjukkan bagaimana berjalannya kehidupan si pemilik wajah tersebut.”
Dan kedokteran modern menetapkan bahwasanya di wajah ada lima puluh lima (55) otot yang kita gunakan tanpa keinginan atau kesadaran (di bawah sadar) dalam meng-ekspresikan perasaan dan emosi. Dan otot-otot itu dikelilingi saraf-saraf yang terhubung ke otak, dan melalui otak otot-otot tersebut terhubung dengan organ-organ lainnya di tubuh seseorang. Dan demikian juga tercermin pada wajah semua kegelisahan yang ada di dada Anda atau segala sesuatu yang dirasakan di bagian tubuh Anda manapun.
Maka rasa sakit akan terlihat jelas pertama kali pada wajah. Demikian juga kenyamanan dan kebahagiaan akan nampak dan terlihat dengan jelasnya adalah pada wajah. Dan semua kebiasaan, baik maupun buruk meninggalkan bekas yang dalam di wajah. Oleh sebab itu wajah merupakan satu-satunya bagian tubuh manusia yang mengekspos pemiliknya dan mengabarkan tentang keadaannya. Dan tidak ada anggota badan lain yang dengannya keadaan (jiwa) seseorang dapat terbaca.
Dan bahkan para ilmuwan mengatakan besar kemungkinan membaca tabi’at (sifat dasar) seseorang dan akhlaknya melalui keriput yang ada pada wajahnya. Maka orang-orang yang keras kepala dan kuat kemauannya yang tidak mengalah dari tujuannya biasanya bibir mereka tertutup (mingkem). Maka bentuk seperti itu akan menjadi kebiasaan, sekalipun ia tidak sedang bersikap keras kepala. Adapun kerutan dini di sekitar mata, maka hal itu adalah karena banyak (sering) tertawa dan tersenyum. Dan masih banyak tanda-tanda yang lainnya.
Dan Dr Alexis Carrel peraih Nobel dalam Kedokteran dan Bedah berkata:” Sesungguhnya bentuk wajah tergantung pada keadaan otot-otot yang terbentang di wajah yang bergerak di dalam lemak di bawah kulit dan keadaan otot-otot ini tergantung pada keadaan pikiran.”
Dan demikianlah pada akhirnya ilmu pengetahuan sampai kepada apa yang telah dinyatakan oleh Al-Qur'an di dalam ayat-ayatnya, bahwasanya wajah adalah cerminan jiwa dan bahwasanya hal itu mencerminkan keadaan-keadaan manusia, terutama emosionalnya dan apa-apa yang berhubungan dengan perasaannya. Maka sangat mudah untuk melihat kesedihan dan penyesalan yang terlihat di wajah dengan apa yang ada pada wajahnya berupa tanda-tanda kemurungan dan hitam. Berbeda dengan kebahagiaan, ketenangan, keimanan dan ketentraman yang terlukis tanda-tandanya pada wajah berupa cahaya dan kepuasan.
Wallahu a'lam.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar